Bercermin pada sebutir debu
Berharap tak ada celah lagi diwajahku
Berharap tak ada lagi sebuah pribahasa yang berlaku
Buruk muka cermin dibelah
Ah…sudah biasa
Wahai debu yang aku pungut
Yang menempel ditelapak kakiku
Kuambil dan kupakai kau untuk bercermin
Sebab kaca benggala sudah tak berguna lagi
Terlalu banyak membiaskan fakta dan tragedi
Wahai debu, tunjukkan padaku, rupa yang pasti
Agar tak ada lagi bias-bias yang menyelubungi
Wahai debu….
Darimanakah asalmu
Hingga kau bisa dipakai untuk bersuci
Apakah engkau lebih mulia dari intan dan emas?